KARAKTERISTIK LALU LINTAS
A. Karakteristik Utama Lalu-lintas
Terdapat 3 (tiga) karakteristik utama dari
lalu-lintas, yaitu: arus, kecepatan dan konsentrasi (Daniel L dan
Mathew J.H, 1975).
Arus adalah jumlah kendaraan yang melintas suatu titik
pada suatu ruas jalan dalam waktu tertentu dengan membedakan arah dan lajur. Satuan arus adalah kendaraan/waktu atau
smp/waktu
Arus lalu
lintas terbentuk dari pergerakan individu pengendara dan kenderaan yang
melakukan interaksi antara yang satu dengan yang lainnya pada suatu ruas jalan
dan lingkungannya. Karena kemampuan idividu pengemudi mempunyai sifat yang
berbeda maka perilaku kenderaan arus lalu lintas tidak dapat diseragamkan lebih
lanjut, arus lalu lintas akan mengalami perbedaan karakteristik akibat dari
perilaku pengemudi atau kebiasaan pengemudi. Arus lalu lintas pada suatu ruas
jalan karakteristiknya akan bervariasi baik berdasar lokasi maupun waktunya,
oleh karena itu perilaku pengemudi akan berpengaruh terhadap perilaku arus lalu
lintas. dalam menggambarkan arus lalu lintas secara kuantitatif dalam rangka
untuk mengerti tentang keragaman karakteristiknya dan rentang kondisi
perilakunya, maka perlu suatu parameter. Parameter tersebut harus dapat
didefenisikan dan diukur oleh insinyur lalu lintas dalam menganalisis,
mengevaluasi, dan melakukan perbaikan fasilitas lalu lintas berdasarkan
parameter dan pengetahuan pelakunya.
Arus menpunyai
satuan kendaran dibagi waktu atau smp dibagi oleh waktu. Terkadang kita sulit
membedakan antara arus dan volume, berikut adalah perbedaannya:
Arus (flow)
:
·
Membedakan
lajur
·
Diukur pada
waktu yang pendek
·
Membedakan arah
Volume :
·
Tidak
membedakan lajur
·
Diukur pada
waktu yang panjang (lama)
·
Tidak
membedakan arah
Arus
Lalu-lintas atau Volume Lalu-lintas (Q) adalah jumlah kendaraan
berdasarkan satuan waktu yang dirumuskan dengan:
q =
N/T ……………………………………………………………….(1)
dimana:
N = jumlah kendaraan yang melintasi titik tertentu,
T = satuan waktu tertentu.
Umumnya
dalam praktek teknik lalu-lintas, perhitungan arus atau volume lalu-lintas
dilakukan dalam interval waktu 1 jam atau 15 menit.
Untuk
lebih memahami tentang arus lalu-lintas, perlu juga dipahami tentang apa yang
disebut sebagai “headway”.
“Headway” adalah
ukuran interval waktu kedatangan antara kendaraan (diukur pada titik bagian
depan kendaraan, misal: bumper) yang melintasi titik tertentu, yang
dirumuskan dengan:
q =
1/ h …………………………………………………………(2)
dimana: q = arus/volume
lalu-lintas,
h =
mean headway.
Kecepatan
rata-rata adalah ukuran yang penting dari kinerja lalu-lintas,
yang dinyatakan dalam kilometer/jam atau mil/jam. Terdapat dua jenis kecepatan
rata-rata, yakni: kecepatan sesaat rata-rata (spot speed) atau time
mean speed, dan kecepatan rata-rata ruang (space mean speed) atau travel
time.
Kecepatan
sesaat rata-rata (spot speed) yaitu nilai rata-rata dari
serangkaian kecepatan sesaat dari individu kendaraan yang melintasi titik
tertentu pada suatu ruas jalan, yang dirumuskan dengan:
ut =
1/N Σ u(1-n) ……………………………………………..(3)
dimana:
ut = Kecepatan sesaat rata-rata (spot
speed)
N = Jumlah kendaraan
u(1-n) =
Kecepatan individu kendaraan.
Kecepatan sesaat digunakan untuk mengevaluasi kinerja
sistem pengoperasian dari perangkat pengaturan lalu-lintas dan teknik
lalu-lintas, seperti: penentuan peraturan lalu-lintas dan peralatan kontrolnya,
studi pada lokasi rawan kecelakaan, dan untuk menentukan elemen-elemen desain
geometrik jalan raya.
Kecepatan
rata-rata ruang (space mean speed) yaitu kecepatan rata-rata
waktu tempuh kendaraan, yang dirumuskan dengan:
us = D
/ t …………………………………………………….. (4)
dimana:
us = Kecepatan rata-rata ruang (space
mean speed)
D =
Jarak
t = waktu tempuh
rata-rata
Kecepatan rata-rata ruang digunakan untuk mengevaluasi kinerja tingkat efektivitas dari suatu sistem lalu-lintas, yang terkait dengan tundaan, antara lain meliputi: penilaian efisiensi rute dalam lalu-lintas, identifikasi lokasi kemacetan dalam sistem jalan utama, pendefinisian kemacetan menurut lokasi, evaluasi efektivitas perbaikan (sebelum dan sesudah), perhitungan biaya pengguna jalan, perhitungan tingkat pelayan dan kapasitas untuk arus lalu-lintas menerus, untuk pengembangan model dalam perencanaan transportasi (trip distribution dan trip assignment).
Konsentrasi
adalah
jumlah kendaraan per satuan jarak, dan diestimasikan menggunakan persamaan:
k = q
/ us ………………………………………………………….(5)
dimana:
k = Konsentrasi lalu-lintas
q = Arus/Volume lalu-lintas
us =
kecepatan rata-rata ruang (time mean speed)
B. Model Arus Lalu-lintas (Traffic
Stream Models)
Hubungan
antara variabel arus/volume lalu-lintas, kecepatan dan konsentrasi lalu-lintas
disebut sebagai model arus lalu-lintas (traffic stream models). Terdapat
beberapa model hubungan antara kecepatan dan konsentrasi sebagaimana yang akan
dijelaskan berikut ini (Daniel L dan Mathew J.H, 1975).
Model
Linier Kecepatan-Konsentrasi “Greenshields”, merupakan model yang
sederhana dan dirumuskan dengan:
u = ut
(1 – k / kj) ……………………………………………….. (6)
dimana: ut
= kecepatan arus bebas (free flow speed) atau kecepatan pada
saat volume lalu-lintas sangat rendah.
kj =
konsentrasi pada saat lalu-lintas macet.
Model Logaritmik Kecepatan-Konsentrasi,
merupakan model yang dikembangkan oleh Greenberg, dan dirumuskan dengan:
u = um ln (kj /
k) ……………………………………………….. (7)
dimana: um
= adalah kecepatan pada arus/ volume lalu-lintas maksimum (konstan).
Model Kecepatan-Konsentrasi “Generalized Single
Regime”, terdiri dari beberapa model, meliputi: Model
“Pipes-Munjal”, Model “Drew”, Model “Car-Following”, Model Kurva “Bell-Shaped”.
Model
Kecepatan-Konsentrasi “Multiregime”, terdiri dari beberapa
model, meliputi: Model “Edie’s”, Model “Under Wood Two-Regime”, Model
“Dick’s”, Model “Fitting Multiregime” (gambar 1).
Studi
tentang kapasitas jalan umumnya mengacu pada dua pendekatan utama, yaitu
berdasarkan model hubungan kecepatan-arus lalu-lintas (speed-flow
relationship) pada saat konsentrasi lalu-lintas rendah, dan “headway”
pada saat konsentrasi lalu-lintas tinggi. Lighthill dan Whitham (1964)
mengusulkan penggunaan kurva arus lalu-lintas-konsentrasi untuk menggabungkan
dua pendekatan tersebut. Beberapa fitur penting dari model ini adalah sebagai
berikut:
a. Pada saat konsentrasi adalah nol, maka kemungkinan
tidak ada arus lalu-lintas.
b.
Pada saat konsentrasi tinggi, pengamat mungkin juga tidak dapat mencatat arus
lalu-lintas karena arus lalu-lintas berhenti.
c.
Dengan demikian, kurva model ini akan berada diantara dua titik nol dari fungsi
arus lalu-lintas.
Gambar 1 – Model-model
Kecepatan Konsentrasi
Lighthill
dan Whitham (1964) juga membahas tentang fenomena gelombang kejut (shockwaves)
terkait dengan model arus lalu-lintas-konsentrasi. Terdapat beberapa model
hubungan antara arus lalu-lintas dan konsentrasi (Daniel L dan Mathew J.H,
1975).
Model
Parabolik Arus Lalu-lintas – Konsentrasi, merupakan model yang
dirumuskan oleh Greenshields, sebagai berikut:
q = k
u = k ut (1-k / kj) = u .k – ut k2/
kj ………………………….. (8)
Untuk
kondisi arus lalu-lintas maksimum digunakan turunan (diferensial) dari
persamaan, dengan penetapan dq/dk = 0, dan pendefinisian qm
(arus lalu-lintas maksimum) = ut kj / 4 = um
kj / 2 ; km (konsentrasi maksimum) = kj
/ 2 dan um (kecepatan maksimum) = ut /
2.
Model
Logaritmik Arus Lalu-lintas – Konsentrasi, merupakan model yang
dirumuskan oleh Greenberg (gambar 2), sebagai berikut:
q = k
u = k um ln (kj / k) ………………………………………………….
(9)
Untuk
kondisi arus lalu-lintas maksimum digunakan turunan (diferensial) dari
persamaan diatas, dengan km = kj / е
; um = um ; qm = um
kj / e.
Gambar 2 – Model Logaritmik
Arus Lalu-lintas-Konsentrasi
Model Arus Lalu-lintas-Konsentrasi lainnya, meliputi: model
arus lalu-lintas-konsentrasi “Discontinous”, yang merupakan model
yang dikembangkan oleh Edie’s, dan model Arus Lalu-lintas-Konsentrasi Khusus
(gambar 3).
Model
arus lalu-lintas konsentrasi umumnya juga digunakan dalam mengkaji arus
lalu-lintas pada segmen ruas jalan yang menyempit (bottle-neck), dan
untuk pengendalian lalu-lintas pada jalan bebas hambatan. Berdasarkan
model-model kecepatan-konsentrasi (speed-concentration models) dapat
dikembangkan model hubungan antara kecepatan dan arus lalu-lintas (speed-flow
models). Model ini memperlihatkan, pada saat konsentrasi nol, kecepatan
adalah maksimum (free flow speed), dan terdapat dua titik arus dimana
lalu-lintas sama dengan nol, yakni saat konsentrasi sama dengan nol dan saat
konsentrasi maksimum. Adapun diagram hubungan antara kecepatan dan arus
lalu-lintas ada yang berbentuk linier dan ada yang berbentuk kurva (lihat
gambar 4).
Gambar
3 – Model Arus Lalu-lintas-Konsentrasi “Discontinous”
Gambar 4 – Model
Kecepatan-Arus Lalu-lintas
Highway
Capacity Manual (1985) menggunakan kurva kecepatan-arus
lalu-lintas (speed-flow curves) dan konsentrasi untuk menetapkan tingkat
pelayanan (level of sevices) lalu-lintas.
C.
Model Arus Lalu-lintas “Hidrodinamik dan Kinematik”
Persamaan
kontinuitas dikembangkan untuk menjelaskan adanya
kemungkinan perbedaan perhitungan jumlah kendaraan antara 2 (dua) titik
pengamatan yang berdekatan pada suatu ruas jalan, dimana diantara 2 (dua) titik
pengamatan tersebut tidak ada kemungkinan pertambahan jumlah kendaraan.
Persamaan kontinuitas dirumuskan dengan:
∂q/∂x + ∂k/∂t
= 0 ……………………………………………………….. (10)
dimana:
∂q, ∂k = perbedaan hasil pengukuran q (arus) dan k
konsentrasi) antara titik pengamatan 1 dan 2.
∂x, ∂t =
jarak dan waktu tempuh antara titik pengamatan 1 dan 2.
Perilaku
lalu-lintas pada suatu ruas jalan yang menyempit (bottleneck) menyerupai
gelombang kejut (shock wave) dalam aliran air (fluida).
Keberadaan dan perilaku gelombang kejut didemonstrasikan oleh Lighthill dan
Witham (1964), tetapi penggunaan analisis gelombang lalu-lintas tidak terbatas
pada gelombang kejut (shock wave). Lighthill dan Witham (1964) juga
mendemonstrasikan beberapa masalah lalu-lintas yang dapat dianalisa menggunakan
asumsi sistem gelombang lalu-lintas. Terdapat beberapa teknik analisis terkait
dengan analisa gelombang lalu-lintas, sebagaimana yang akan dijelaskan berikut
ini.
1. Fundamental dari
Gerakan Gelombang Lalu-lintas
Gelombang
kejut (shock wave) didefinisikan sebagai gerakan dari perubahan
konsentrasi dan arus lalu-lintas, dimana dalam model ini kecepatan pada garis
batas terjadinya perubahan arus lalu-lintas dan konsentrasi dirumuskan dengan:
uw =
(u2 k2 –
u1 k1) /
(k2 – k1) …………………………………………..
(11)
dimana:
uw = kecepatan pada garis batas terjadinya perubahan
arus lalu-lintas dan konsentrasi
u1,2
= kecepatan pada area 1 dan 2
k1,2
= konsentrasi pada area 1 dan 2.
Persamaan
(2.11) di atas menunjukan bahwa uw adalah “slope” pada
garis penghubung antara titik 1 dan 2 pada diagram arus
lalu-lintas-konsentrasi.
2. Akselerasi
Dalam Pengamatan Aliran Lalu-lintas
Dengan mengacu pada rumus fundamental gerakan gelombang
lalu-lintas dapat dikaji berbagai variasi akselerasi pada aliran lalu-lintas.
Akselerasi lalu-lintas yang dilihat oleh pengamat yang tidak bergerak
dirumuskan dengan:
∂u/∂t = du/dk
. ∂k/∂t = [ – dw. du/dk ] . ∂k/∂x …………………..
(12)
dimana:
du/dt = akselerasi aliran lalu-lintas yang dilihat
oleh pengamat yang bergerak dalam aliran lalu-lintas. Akselerasi positif
apabila pengamat bergerak menuju area dengan konsentrasi lebih rendah, dan
negatif apabila pengamat bergerak menuju area dengan konsentrasi lebih tinggi
∂u/∂t
=
akselerasi aliran lalu-lintas yang dilihat oleh pengamat dari suatu titik
pengamatan tetap.
Kuantitas angka yang ada di
dalam kurung dapat diambil postif, negatif, atau nol.
3. Perilaku
Gelombang Kejut Untuk Model Kecepatan-Konsentrasi Spesifik.
Dengan mengacu pada model
kecepatan-konsentrasi “Green Shield” dapat dirumuskan:
uw = ut
.[ 1 – ( ŋ1 + ŋ2) ]
………………………………………………….. (13)
dimana:
uw = Kecepatan pada garis batas terjadinya perubahan
arus lalu-lintas dan konsentrasi dari suatu pergerakan yang tidak kontinyu.
ut
= kecepatan arus bebas (free
flow speed)
ŋ1, ŋ2
= Normalisasi konsentrasi pada dua area dengan konsentrasi yang berbeda.
Normalisasi konsentrasi pada area 1 (ŋ1) = konsentrasi pada
arus bebas dibagi konsentrasi di area 1.
Dalam Kasus Konsentrasi yang hampir Sama
Persamaan menjadi: uw = ut (1
– 2ŋ) ……………………………………………….. (14)
Gelombang Akibat Terjadiya Aliran Lalu-lintas
Terhenti
Persamaan menjadi: uw = ut
[1 – (ŋ1 + 1)] = – ut ŋ1
…………………………….. (15)
Gelombang Pada Saat Aliran Lalu-lintas Mulai Bergerak
Persamaan menjadi: ∂k/∂t
+ uw ∂k/∂x = 0 …………………………………………. (16)