Senin, 26 November 2018

TUGAS 5 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR


KONSEP KUANTITAS DAN KUALITAS AIR

A.  Kualitas dan Kuantitas Air Bersih Untuk  Pemenuhan Kebutuhan Manusia

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu. Air adalah materi esensial didalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sebagian besar tubuh manusia itu sendiri terdiri dari air. Tubuh manusia rata-rata mengandung air sebanyak 90 % dari berat badannya. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60%, berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80% . Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan segala kegiatan mereka. Sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia. Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang terdiri atas pH, kesadahan, dan sebagainya serta kualitas biologi diman air terbebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan lancar, air bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktifitas manusia pada tempat tertentu dan kurun waktu tertentu.
Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air. Jumlahpenduduk dunia setiap hari bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan air (Suriawiria,1996: 3).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak.
Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian tubuh. Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh. Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya mendapatkan air yang cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996). Dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari manusia amat tergantung pada air, karena air dipergunakan pula untuk mencuci, membersihkan peralatan, mandi, dan lain sebagainya. Manfaat lain dari air berupa pembangkit tenaga, irigasi, alat transportasi, dan lain sebagainya yang sejenis dengan ini. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air makin meningkat.
Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu kesehatan setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).  
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya makin lama makin berkurang sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja.
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil.
Akan tetapi  air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia.  
Berdasarkan masalah di atas, maka perlu diketahui kualitas air yang bisa digunakan untuk kebutuhan manusia tanpa menyebabkan akibat buruk dari penggunaan air tersebut. Kebutuhan air bagi manusia harus terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitasnya agar manusia mampu hidup dan menjalankan segala kegiatan dalam kehidupannya.
Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air Secara langsung atau tidak langsung pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air (Razif, 2001:4).

Persyaratan Kualitas Air

Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis.
1.    Persyaratan Fisika Air
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan  fisika sebagai berikut:
1.    Jernih atau tidak keruh
Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.
2.    Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.
3.    Rasanya tawar
Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu  yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.
4.    Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.
5.    Temperaturnya normal
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikro organisme.
6.    Tidak mengandung zat padatan
Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air.

2.    Persyaratan Kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.
1. pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.
2. Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahanvnonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
3. Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l
4. Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
5. Zat organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan  
6. Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
7.  Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
8. Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.
9. Zink atau Zn Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.

3.    Persyratan mikrobiologis
Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:
1.    Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air.
2.    Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)
-       COD (Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.

-       BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk
memecah bahan – bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l.
Adanya penyebab penyakit didalam air dapat menyebabkan efek langsung dalam kesehatan. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikro penyebabnya dapat masuk ke dalam air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Standar Kualitas Air di Perairan Umum
( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 )
No
Parameter
Satuan
Kadar Maksimum
Golongan A
Golongan B
Golongan C
Golongan D
FISIKA
1
Bau
-
-
-
-
-
2
Jumlah zat padat terlarut
Mg/L
1000
1000
1000
1000
3
Kekeruhan
Skala NTU
5
4
Rasa
-
5
Warna
Skala TCU
15
6
Suhu
oC
Suhu udara
7
Daya Hantar Listrik
Umhos/cm
2250
KIMIA anorganik
1
Air raksa
Mg/lt
0.001
0.001
0.002
0.005
2
Aluminium
Mg/lt
0.2
-
3
Arsen
Mg/lt
0.005
0.05
1
1
4
Barium
Mg/lt
1
1
5
Besi
Mg/lt
0.3
5
6
Florida
Mg/lt
0.5
1.5
1.5
7
Kadmium
Mg/lt
0.005
0.01
0.01
0.01
8
Kesadahan CaCO3
Mg/lt
500
9
Klorida
Mg/lt
250
600
0.003
10
Kromium valensi 6
Mg/lt
0.005
0.05
0.05
1
11
Mangan
Mg/lt
0.1
0.5
2
12
Natriun
Mg/lt
200
60
13
Nitrat sebagai N
Mg/lt
10
10
14
Nitrit sebagai N
Mg/lt
1.0
1
0.06
15
Perak
Mg/lt
0.05
16
.pH
6.5 – 8.5
5 – 9
6 – 9
5 – 9
17
Selenium
Mg/lt
0.01
0.01
0.05
0.05
18
Seng
Mg/lt
5
5
0.02
2
19
Sianida
Mg/lt
0.1
0.1
0.02
20
Sulfat
Mg/lt
400
400
21
Sulfida sebagao H2S
Mg/lt
0.05
0.1
0.002
22
Tembaga
Mg/lt
1.0
1
0.02
0.1
23
Timbal
Mg/lt
0.05
0.01
0.03
1
24
Oksigen terlarut (DO)
Mg/lt
-
>=6
>3
25
Nikel
Mg/lt
-
0.5
26
SAR (Sodium Absortion Ratio)
Mg/lt
-
1.5 – 2.5
Kimia Organik
1
Aldrin dan dieldrin
Mg/lt
0.0007
0.017
2
Benzona
Mg/lt
0.01
3
Benzo (a) Pyrene
Mg/lt
0.00001
4
Chlordane (total isomer)
Mg/lt
0.0003
5
Chlordane
Mg/lt
0.03
0.003
6
2,4 D
Mg/lt
0.10
7
DDT
Mg/lt
0.03
0.042
0.002
8
Detergent
Mg/lt
0.5
9
1,2 Dichloroethane
Mg/lt
0.01
10
1,1 Dichloroethane
Mg/lt
0.0003
11
Heptachlor heptachlor epoxide
Mg/lt
0.003
0.018
12
Hexachlorobenzene
Mg/lt
0.00001
13
Lindane
Mg/lt
0.004
0.056
14
Metoxychlor
Mg/lt
0.03
0.035
15
Pentachlorophenol
Mg/lt
0.01
16
Pestisida total
Mg/lt
0.1
17
2,4,6 Trichlorophenol
Mg/lt
0.01
18
Zat Organik (KMnO4)
Mg/lt
10
19
Endrin
Mg/lt
-
0.001
0.004
20
Fenol
Mg/lt
-
0.002
0.001
21
Karbon kloroform ekstrak
Mg/lt
-
0.05
22
Minyak dan lemak
Mg/lt
-
Nihil
1
23
Organofosfat dan carbanat
Mg/lt
-
0.1
0.1
24
PCD
Mg/lt
-
Nihil
25
Senyawa aktif biru metilen
Mg/lt
-
0.5
0.2
26
Toxaphene
Mg/lt
-
0.005
27
BHC
Mg/lt
-
0.21
Mikrobiologik
1
Koliform tinja
Jml/100ml
0
2000
2
Total koliform
Jml/100ml
3
10000
Radioaktivitas
1
Gross Alpha activity
Bq/L
0.1
0.1
0.1
0.1
2
Gross Beta activity
Bq/L
1.0
1.0
1.0
1.0

Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.
Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguang kesehatan yang dapat disebabkan oleh air. Untuk mengetahui kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yang mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most Probable Number  (MPN) dan angka kuman.  Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air badan, air pemandian umum, air kolam renang dan pemeriksaan angka kuman pada air PDAM.
Khusus untuk air minum, disyaratkan bahwa tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan E. coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air (Transmitted by water) dan tidak mengandung bakteri non-patogen, seperti Actinomycetes dan Cladocera (Soewarno. 2002).




Persyaratan  Kualitas air minum secara Bakteriologis
Parameter
Satuan
Kadar maksimum yang diperbolehkan
Keterangan
1
2
3
4
1.                   Air Minum
E. coli atau Fecal coli
Jumlah per 100 ml sampel
0
1.      Air yang masuk sistem distribusi
E. coli atau Fecal col
Jumlah per 100 ml sampel
0
Total Bakteri Coliform
Jumlah per 100 ml sampel
0
1.      Air pada sistem distribusi
E. coli atau Fecal col
Jumlah per 100 ml sampel
0
Total Bakteri Coliform
Jumlah per 100 ml sampel
0

Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Mengingat bahwa berbagai penyakit dapat dibawah oleh air kepada manusia memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air bersih/air minum bagi masyarakat adalah untuk mencegah penyakit yang dibawah oleh air. Penyediaan air bersih selain kuantitas kualitasnya pun harus memenuhi standar yang berlaku. Air minum yang memenuhi baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu menurunkan angka kesakitan penyakit perut terutama penyakit diare. Sehingga pengawasan terhadap kualitas air minum agar tetap memenuhi syarat-syarat kesehatan berdasarkan Kepmenkes RI No 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum (Depkes, 2002)
Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air yang dibuthkan manusia, kebutuhan dasar air bersih adalah jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Sunjaya dalam Karsidi, 1999 : 18). Ditinjau dari segi kuantitasnya, kebutuhan air rumah tangga menurut Sunjaya adalah:
a.  Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.
b.  Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25 – 30 liter / orang perhari.
c.  Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25 – 30 liter / orang perhari.
d. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas sanitasi atau pembuangan kotoran 4 – 6 liter / orang perhari, sehingga total pemakaian perorang adalah 60 – 70 liter / hari di kota. Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan, selain pemakaian air tiap harinya tidak tetap banyak keperluan air bagi tiap orang atau setiap rumah tangga itu masih tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah pemakaian air di daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin, kebiasaan hidup dalam rumah tangga misalnya ingin rumah dalam keadaan bersih selalu dengan mengepel lantai dan menyiram halaman, keadaan sosial rumah tangga semakin mampu atau semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak menggunakan air serta pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada dimusim hujan.
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000 : 13). Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum sebagai berikut :



1. Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
2. Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
3. Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah.
4. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suyono,1993 :1).



5. Mata air
Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam.
Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi, yaitu (1)Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan. (2) Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia. (3). Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. (4). Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih.
Adapun beberapa sumber air yang dapat diolah untuk mendapatkan air bersih, yaitu sumur Dangkal/Dalam Pengolahan tidak lengkap hanya pengolahan Fe, Mn, dan pembubuhan desinfektan, sungai Pengolahan lengkap bila kekeruhannya tinggi > 50. danau NTU (Nephelometric Turbidity Unit) Pengolahan tidak lengkap, bila kekeruhan < 50 NTU, unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa. (Linsay,1995)




B.  KUALITAS DAN KUANTITAS SUMBER AIR
1.    ANALISA AIR, kualitas air tanah sebagian besar tergantung kepada jumlah kandungan dissolved solid (zat padat terlarut) yang dinyatakan dalam part per million (ppm), besarnya nilai ekivalen per million adalah spesific conductance, besarnya nilai pH berhubungan dengan acidity - alkalinitiy, dan adanya elemen terlarut.
2.    DISSOLVED SOLID Total dissolved solid (TDS) didapatkan dengan menimbang residu sesudah sampel air tanah dievaporasi (melalui proses ini beberapa garam mungkin juga hilang). Kehadiran berbagai mineral umumnya dalam bentuk part per million (ppm) dari berat ion. TDS juga dapat ditentukan dengan penjumlahan konsentrasi berbagai ion yang ditentukan secara terpisah; nilai yang diperoleh sekitar 4-10% lebih kecil dari TDS aktual.
3.    EQUIVALENT PER MILLION
Kuantitas dari elemen yang digabung dengan yang lainnya tergantung kepada berat equivalent, sehingga equivalent per million (epm) memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan antar ion di larutan. Ekivalensi kimia ini dapat dimasukkan dengan membagi berat ion dengan berat ekivalen.
4.    HARDNESS (KESADAHAN) Hardness adalah bentuk umum yang sering dipakai untuk melukiskan impurities yang ada didalam air tanah, dan juga menunjukkan besarnya kehilangan sejumlah sabun yang dipakai sebelum terbentuk air sabun (yang berbuih). Hardness yang banyak mengkonsumsi sabun ini sebagian besar disebabkan oleh calcium dan magnesium, melalui asam bebas, logam berat dan alkali tanah lainnya menghasilkan produk insoluble (tidak mudah larut) pada reaksi dengan sabun.
5.    SPESIFIC CONDUCTANCE Kuantitas substansi terlarut didalam air tanah dapat cepat ditemukan dengan penentuan spesific conductance dari larutan. Conductance menggambarkan kemampuan substansi untuk memindahkan arus listrik dan besarnya berbanding terbalik dengan resistance. Conductance dalam mhos = Resistance dalam ohms Conductance Dapat Ditentukan Dengan Conductivity Meter Specific conductance (EC) adalah conductance dari 1 cm3 substansi dan umumnya dinyatakan millionth mhos, atau micromhos.
6.    Air murni secara kimia mempunyai conductance sangat rendah tetapi dengan kehadiran ion dissosiasi dalam larutan menjadikannya berconductance. Specific conductance meningkat mendekati linear dengan kuantitas mineral di larutan dan berbeda untuk setiap garam. Pendekatan ppm total dissolved solid (TDS) pada air alam dapat dilakukan (Hem, 1959) dengan mengalikan specific conductance pada 25°C dengan faktor 0.55 sampai 0.75 (rata-rata 0.64)
7.    Specific conductance dari air distilasi berkisar dari 1 sampai 5 micromhos. Ia berkisar dari 50 micromhos untuk air permukaan yang murni sampai micromhos untuk air laut. Konsentrasi ion hidrogen air tanah, dinyatakan sebagai nilai pH, menghasilkan pengukuran acidity atau alkalinity air tanah. Simbol pH menunjukkan negatif dari kebalikan log konsentrasi ion hidrogen. Air murni terdisosiasi menjadi ion hidrogen positif (H+) dan ion hidroksil negatif (OH-)
8.    Dalam air murni yang netral konsentrasi ion hidrogen sama dengan ion hidroksil, karena hasil kalinya 10-14, keduanya tentu 10-7 molekul per liter. Sehingga nilai pH, atau – log10 [H+] adalah + 7 untuk air netral. Jika ion hidrogen yang ada di air berlebih, konsentrasi OH- harus lebih kecil agar menjadi Kv tidak berubah. Nilai dibawah 7 akan meningkatkan acidity dengan penurunan nilai pH, dan nilai diatas 7 meningkatkan alkalinity dengan peningkatan nilai pH
9.    Nilai pH ditentukan dengan pH meter yang mengukur potential elektrik antara dua elektroda yang dibenamkan pada sampel. Nilai pH sampel air tanah di laboratorium mungkin tidak berhubungan dengan nilai pH dari sumber yang lebih besar karena segera setelah sampel dikumpulkan (dikeluarkan dari tanah) ia akan kehilangan carbon dioxide (akibat kontak dengan udara) dan menjadi buffer.

10.    ALKALINITY DAN ACIDITY
Alkalinity adalah kemampuan untuk menetralkan asam dan disebabkan oleh asam yang berdisosiasi lemah di larutan dan karenanya masuk ke reaksi hidrolisis. Pada air tanah netral alkalinity umumnya karena carbonate dan bicarbonate, ada di air dari kapur atau deposit concrete yang mungkin disebabkan oleh hydroxide. Umumnya dilaporkan dalam bentuk ekivalen sejumlah carbonate (CO3--) atau calcium carbonate CaCO3. Jadi dengan pH 6 air disebut “acidic” berdasarkan pH tetapi masih mempunyai titrasi “alkalinity”.
Acidity disebabkan karena adanya asam bebas (seperti H2SO4 atau HCl atau hidrolisis dari suatu cation dalam larutan. Acidity bebas umumnya dinyatakan dalam bentuk ion (H+), dan ditentukan dengan titrasi dengan standard alkali sampai pH sekitar 4.5. Total acidity biasanya dinyatakan sebagai H2SO4 dan ditentukan dengan titrasi sampai pH 7 atau 8.2. Dalam air normal alkalinity (CO3--) umumnya tidak lebih dari 10 ppm. Pada air dengan sodium tinggi kemungkinan sampai 50 ppm dan air alkali (pH lebih dari 4.5) kemungkinan mempunyai nilai setinggi 250 ppm. Acidity ditemukan di air tercemar oleh air pabrik, atau datang dari tambang, deposit sulphifde dsb, dan dapat berkisar dari nol untuk air netral sampai beberapa ratus ppm sebagai H2SO4 untuk pH sekitar 2.5. Ion Chloride, sulphate dan nitrate tidak mempengaruhi alkalinity atau acidity air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUGAS 11 REKAYASA PENYEHATAN LINGKUNGAN AMDAL

Memahami Dokumen SPPL https://drive.google.com/file/d/1UuCtBxQ_jBQvqoM1hvwczlrFNgOLDbEJ/view?usp=drivesdk